jaringan epitel
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membrane basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya maka epithelium dapat dibedakan menjadi: epithelium selapis (=berlapis tunggal) dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat dapat berbentuk: pipih (squamosa), kubus (kubolid) atau memnjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia = Rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel dapat juga mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandul) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Machmudin, 2001).
Jaringan epitelim (epithelial tissue) tedapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh dan melapisi organ dan rongga didalam tubuh. Sel-sel epithelium menyatu denga erat, dengan sedikit bahn diantara sel-sel tersebut. Pada banyak epithelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu olah junction (persambungan) ketat (tight junction). Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epithelium berfungsi sebagi suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang menyusup masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada jaringan ini terpapar keudara atau cairan, sementara sel-sel yang berad dibagian dasar rintangan itu melekat kesuatu membrane basal (basement membrane), suatu lempengan matriksekstra seluler yang padat. Istilah membrane dalam pengertian ini tidak mengacu pada suatu bilayer fosolipid (phospolipid bilayer). Sepeti pada sebuah membrane plasma sebuah sel. Para ahli biologi sel menemukan bahwa membrane basal memiliki banyak fungsi yang berbeda, seperti membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dal metbolisme sel, menyaring buangan dari darah didalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan (Campbell, 2000).
Epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung dalam tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh (Kimball, 1992).
Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi-fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapt diperbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epithelium kulit melindungi jaringan dibawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet dan serangan bakteri (Kimball, 1992).
Dua kriteri yang menjadi dasar pengelompokan epithelium adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epithelium sederhana (simple epithelium) terdiri dari lapisan sel tunggal, sementara epitel berlapis (stratified epithelium) terdiri dari sel-sel majemuk yang tersusun bertingkat. Epithelium berlapis semu (pseudostratified) sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel-sel itu memiliki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel-sel yang berbeda pada permukaan bebas epithelium itu dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri), atau skua mosa (datar seperti tegel lantai) dari penggabungan cirriciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah seperti epithelium kuboidal sederhana dan epithelium skuamosa berlapis (Campbell, 2000).
Epitel juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari dan kejaringan dan rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna kedalam intestine dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epithelium. Epithelium juga melapisi tabung air dan rongga paru-paru (Kimball, 1992).
Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia = rambut getat) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel dapat juga mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sebagai sensoris atau dapat pula umtuk menyerap makana (Nasir, 2000).
Menurut Anonima (2009) Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi
1. Epitel Pipih
a. Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b. Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.
2. Epitel Kubus
a. Epitel kubus selapis
Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b. Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
3. Epitel Silindris
a. Epitel silindris selapis
Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
b. Epitel silindris banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
c. Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh:
pada trakea, rongga hidung.
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Contoh: pada kandung kemih.
Menurut anonimb (2009), Jaringan epitel dapat berasal dari:
1. Ektoderm. Misalnya epitel pada kulit.
2. Entoderm. Misalnya epitel pada saluran pencernaan.
3. Mesoderm. Misalnya epitel pada saluran kemih.
Jaringan epitel kelenjar yaitu jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekret cair yamg komposisinya berbeda dengan komposisi darah dan cairan intra sel. Proses ini disertai dengan sintesis makromolekul intra sel. Senyawa-senyawa tersebut biasanya disimpan dalam bentuk butir-butir kecil yang disebut granula sekretori (Adnan, 2010).
makalah
Kuliah
Posting Komentar